Saya bukan (alm.) Mama Loren dan bukan juga
PapaLoreng. Tapi seperti banyak orang dan analis yang membuat analisa,
tidak ada salahnya kita liat-liat apa yang kira-kira akan terjadi di
2012. Meskipun banyak orang masih optimis untuk tahun 2012 ini, akan
tetapi melambatnya pertumbuhan ekonomi dibanyak negara tidak bisa
dihindari. Eropa sudah pasti akan drop cukup besar. Asian Development
Bank (ADB) me-revisi pertumbuhan ekonomi di Zona Eropa dari 1,3% turun
menjadi hanya 0,5%. Sementara Amerika turun hanya sedikit dan Jepang
juga turun 0,3% dari 2,8% menjadi 2,5%.
Asian Development Bank
juga me-revisi prediksi pertumbuhan ekonomi di hampir seluruh
negara-negara di Asia. Untuk total pertumbuhan ekonomi di negara-negara
ASEAN sendiri juga turun dari prediksi sebelumnya sebesar 5,6% menjadi
5,3%. Demikian juga dengan di Indonesia yang melambat dari prediksi
sebelumnya di 6,8% menjadi 6,5%. Seperti yang sudah disebutkan diatas,
maka dapat disimpulkan disini bahwa tahun 2012 pertumbuhan ekonomi dunia
akan melambat sampai adanya kepastian jalan keluar bagi negara-negara
di zona Eropa dan juga pertumbuhan di Amerika Serikat.
Di
Indonesia sendiri, banyak harapan yang diungkapkan oleh masyarakat
Indonesia di tahun 2012 nanti. Di bidang politik umumnya berharap akan
adanya stabilitas politik yang kondusif dan pentingnya kedewasaan dalam
berpolitik. Di bidang hukum mayoritas berharap agar hukum bisa
ditegakkan dengan benar dan tidak ada lagi tebang pilih dalam
penegakannya, apalagi dengan terpilihnya ketua KPK baru-baru ini. Di
bidang ekonomi semua masyarakat tentunya berharap akan tercapainya
kesejahteraan yang lebih baik, harga-harga yang tidak terinflasi dan
terbukanya lapangan pekerjaan.
Kondisi Indonesia saat ini masih
relatif baik karena banyak hal menunjukan indikasi yang positif.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil di tahun 2011 ini
memberikan harapan untuk mencapai pertumbuhan yang kurang lebih sama di
tahun 2012 nanti. Suka tidak suka, kita harus acungi jempol kepada
Pemerintah dan Bank Indonesia yang bisa meng kontrol tingkat inflasi
dimana relatif terkendali dan BI rate yang kondusif untuk pertumbuhan
ekonomi. Hal ini sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh jumlah Cadangan
devisa Indonesia yang masih relatif solid. Sehingga BI mempunyai 2
senjata untuk mengkontrol inflasi dan moneter yaitu suku bunga dan nilai
tukar.
Selain itu, Rasio debt to GDP Indonesia yang relatif
rendah membuat Posisi credit rating Indonesia sangat baik untuk
investment grade. Hal inilah yang membuat Outlook perekonomian Indonesia
relatif baik ditahun 2011 ini. Diluar kondisi Eropa, Valuasi dan
prospek IHSG yang relatif menarik membuat Potensi aliran dana investasi
asing pada saham di BEI. Dan tidak hanya di bursa efek, aliran dana ke
sektor real juga naik dengan Pertumbuhan foreign direct investment
(FDI).
Beberapa hal yang harus diwaspadai di 2012 antara lain adalah
potensi menurunnya ekspor atau nilai ekspor karena melemahnya pasar di
Eropa dan Amerika. Kondisi yang masih dibayang-bayangi ketidak stabilan
bisa ikut mempengaruhi Indonesia. Berikutnya adalah isu yang sudah ada
sejak tahun 2010-2011 yaitu Kenaikan Tarif Dasar Listrik atau TDL.
Apakah akan dinaikan atau tidak? Kita lihat nanti, yang pasti
pemerintahan sekarang sangat menjaga untuk tidak membuat kebijakan yang
tidak disukai publik.
Hal yang sama juga terjadi di Kenaikan BBM
ber-subsidi. Sudah banyak ahli-ahli perminyakan yang melakukan
perhitungan tentang BBM ber-subsidi dan mendesaknya kenaikan harga BBM
tersebut berbanding dengan neraca negara kita. Lagi-lagi kebijakan ini
tidak pro-publik dan akan mendapat kecaman. Apakah pemerintah akan
menaikannya tahun 2012 atau mundur dan menunda kembali seperti terjadi
ditahun 2011 ini?
Terakhir yang sempat ramai adalah rencana
pengesahan redenominasi dan dimulainya sosialisasi.Sama seperti kenaikan
harga BBM, TDL, kebijakan ini juga tidak pro-publik. Kalaupun akan
dijalankan kemungkinan bisa ditunda atau eksekusi baru mulai dijalankan
ditahun 2013 atau 2014.
sumber: detik finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar