Rabu, 09 Januari 2013

Melihat Prospek Tahun 2012

Saya bukan (alm.) Mama Loren dan bukan juga PapaLoreng. Tapi seperti banyak orang dan analis yang membuat analisa, tidak ada salahnya kita liat-liat apa yang kira-kira akan terjadi di 2012. Meskipun banyak orang masih optimis untuk tahun 2012 ini, akan tetapi melambatnya pertumbuhan ekonomi dibanyak negara tidak bisa dihindari. Eropa sudah pasti akan drop cukup besar. Asian Development Bank (ADB) me-revisi pertumbuhan ekonomi di Zona Eropa dari 1,3% turun menjadi hanya 0,5%. Sementara Amerika turun hanya sedikit dan Jepang juga turun 0,3% dari 2,8% menjadi 2,5%.

Asian Development Bank juga me-revisi prediksi pertumbuhan ekonomi di hampir seluruh negara-negara di Asia. Untuk total pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN sendiri juga turun dari prediksi sebelumnya sebesar 5,6% menjadi 5,3%. Demikian juga dengan di Indonesia yang melambat dari prediksi sebelumnya di 6,8% menjadi 6,5%. Seperti yang sudah disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan disini bahwa tahun 2012 pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat sampai adanya kepastian jalan keluar bagi negara-negara di zona Eropa dan juga pertumbuhan di Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri, banyak harapan yang diungkapkan oleh masyarakat Indonesia di tahun 2012 nanti. Di bidang politik umumnya berharap akan adanya stabilitas politik yang kondusif dan pentingnya kedewasaan dalam berpolitik. Di bidang hukum mayoritas berharap agar hukum bisa ditegakkan dengan benar dan tidak ada lagi tebang pilih dalam penegakannya, apalagi dengan terpilihnya ketua KPK baru-baru ini. Di bidang ekonomi semua masyarakat tentunya berharap akan tercapainya kesejahteraan yang lebih baik, harga-harga yang tidak terinflasi dan terbukanya lapangan pekerjaan.

Kondisi Indonesia saat ini masih relatif baik karena banyak hal menunjukan indikasi yang positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil di tahun 2011 ini memberikan harapan untuk mencapai pertumbuhan yang kurang lebih sama di tahun 2012 nanti. Suka tidak suka, kita harus acungi jempol kepada Pemerintah dan Bank Indonesia yang bisa meng kontrol tingkat inflasi dimana relatif terkendali dan BI rate yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi. Hal ini sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh jumlah Cadangan devisa Indonesia yang masih relatif solid. Sehingga BI mempunyai 2 senjata untuk mengkontrol inflasi dan moneter yaitu suku bunga dan nilai tukar.

Selain itu, Rasio debt to GDP Indonesia yang relatif rendah membuat Posisi credit rating Indonesia sangat baik untuk investment grade. Hal inilah yang membuat Outlook perekonomian Indonesia relatif baik ditahun 2011 ini. Diluar kondisi Eropa, Valuasi dan prospek IHSG yang relatif menarik membuat Potensi aliran dana investasi asing pada saham di BEI. Dan tidak hanya di bursa efek, aliran dana ke sektor real juga naik dengan Pertumbuhan foreign direct investment (FDI).
Beberapa hal yang harus diwaspadai di 2012 antara lain adalah potensi menurunnya ekspor atau nilai ekspor karena melemahnya pasar di Eropa dan Amerika. Kondisi yang masih dibayang-bayangi ketidak stabilan bisa ikut mempengaruhi Indonesia. Berikutnya adalah isu yang sudah ada sejak tahun 2010-2011 yaitu Kenaikan Tarif Dasar Listrik atau TDL. Apakah akan dinaikan atau tidak? Kita lihat nanti, yang pasti pemerintahan sekarang sangat menjaga untuk tidak membuat kebijakan yang tidak disukai publik.

Hal yang sama juga terjadi di Kenaikan BBM ber-subsidi. Sudah banyak ahli-ahli perminyakan yang melakukan perhitungan tentang BBM ber-subsidi dan mendesaknya kenaikan harga BBM tersebut berbanding dengan neraca negara kita. Lagi-lagi kebijakan ini tidak pro-publik dan akan mendapat kecaman. Apakah pemerintah akan menaikannya tahun 2012 atau mundur dan menunda kembali seperti terjadi ditahun 2011 ini?

Terakhir yang sempat ramai adalah rencana pengesahan redenominasi dan dimulainya sosialisasi.Sama seperti kenaikan harga BBM, TDL, kebijakan ini juga tidak pro-publik. Kalaupun akan dijalankan kemungkinan bisa ditunda atau eksekusi baru mulai dijalankan ditahun 2013 atau 2014.

sumber: detik finance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar